Kamis, 31 Juli 2014

Stategi Dakwah Islam: Membangun Keunggulan Bersaing Umat Islam (‘Amar Ma’ruf-Nahi Mungkar ) di Era Globalisasi

Di era tanpa batas ini semua nilai –nilai kehidupan bisa bercampur aduk, antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah yang buruk kelihatan seolah olah baik ,dan yang salah kelihatan benar akibat setiap  orang bingung mencari arti kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu agar kita tidak terombang ambing oleh gelombang ketidak jelasan nilai nilai hidup yang berpengaruh dalam perilaku kehidupan sehari hari,berikut kiat suksesnya,Sebagaimana  di ungkapkan Al _faqih Abu Laits Samaraqandi dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin,”ada 5 syarat  untuk ber ‘amar ma’ruf-nahimungkar “:




Pertama :Berilmu

Masyarakat saat ini amat memuja pemikiran logis dan masuk akal serta berbasis pengetahuan, oleh karena itu setiap muslim wajib memiliki ilmu sejak dini ,sedangkan ilmu yang harus dikuasai adalah ilmu agama yang  meliputi hukum hukum ketetapan Alah serta  tercermin dalam perilaku kehidupan sehari hari,ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kemajuan peradaban dunia dan teknologi informasi komunikasi. Ilmu agama harus dikuasai agar seseorang memiliki pengetahuan tentang hukum kebenaran sehingga dalam penetapan kebijakan berpijak pada jalan kebenaran yang ditetapkan Allah dan bukan berpijak pada kepentingan ego.Ilmu pengetahuan harus dikuasai untuk menciptakan kesejahteraan umat agar mereka dapat hidup lebih bahagia tanpa penderitaan sehingga dapat menjalani kehidupan beragamanya lebih baik. Sedangkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi mempermudah manusia untuk mengakses ilmu agama dan pengetahuan serta menjalin jejaring kemasyarakatan yang damai serta bersatu dalam melestarikan kehidupan dibumi ini. 


Kedua : Ikhlas

Akar pesoalan dari kekecewaan, iri,dengki,dendam,keputus asaan,kecemasan,keputus asaan,kemarahan dan permusuhan adalah perilaku hidup yang penuh pamrih.Sehingga setiap upaya untuk memperbaiki keadaan tidak membuat kehidupan menjadi lebih baik lantaran tingginya harapan untuk mendapat dukungan menjadi pemimpin membawa hasil yang tidak baik  bagi yang memilih atau pemimpin itu sendiri.  Kegagalan mencapai suskses dalam kehidupan pribadi maupun serikali berakibat pada keputus asaan yang menjadi sebab tingginya orang menjadi penderita gejala penyakit kejiwaan dsb. Oleh karena  itu obat dari sebuah perjunagan adalah ikhlas, menjalankan peran status yang dimilikinya tanpa pamrih ,memberikan kinerja terbaiknya tanpa menuntut imbalan yang bukan menjadi haknya. Dengan keikhlasan setiap orang akan  belajar,berjuang dan  berkarya memberikan penagabdian terbaiknya untuk kesejahteraan umat dalam rangka menjalankan peran statusnya sebagai abdi Allah.

Ketiga: Stategi Dakwah

Suka tidak suka ,berbuat baik dan  benar bukan hanya disukai namun juga pasti akan dimusuhi,baik oleh kawan maupun lawan disamping mempekuat ,menyi’arkan nilai nilai yang benar itu juga membutuhkan proses adaptasi dari masayarakat yang sudah terlanjur hidup bertentangan dengan nilai nilai agama Allah.  Oleh karena itu value delivery bukan sekadar menginformasikan ,menasehati,atau menamkan niali nilai kebaikan yang hanya sebatas transformasi pengetahuan  melainkan sebuah strategi dakwah yang  dinamis sehingga dapat membangkitkan trust bagi  masyarakat. Mulai lah dari sifat Arrahman-Rahim nya  Allah yaitu kesenangan memberi  untuk memberdayakan dengan perilaku yang ramah ,kata kata yang lunak dan baik serta media yang membuat mereka menjadi lebih mudah mengerti melalui contoh keteladanan yang sederhana dan bisa diterapkan serta dapat mendatangkan kebahagiaan dalam dirinya.

Keempat : Sabar


Tergesa gesa adalah sifat alami  manusia yang harus dikendalikan,kebenaran yang tergesa gesa disampaikan tanpa kesabaran dan strategi akan dikalahkan oleh kemungkaran yang dikalah kan dengan kesabaran dan strategi,seekor singa rela mengendap endap dengan sabar menunggu mangsanya terlena baru dia sergap untuk mendapatkan jatah makan yang besar. Oleh karena itu kesabaran adalah strategi pribadi yakni kemampuan mengendalikan emosi diri untuk tidak secara tergesa gesa menghendaki perubahan secara instan sebuah prilaku masyarakat dengan cara memaksa. Kesabaran juga berarti ketangguhan dalam mengatsu berbagai kendala dan kesulitan dalam menegakkan  amar ma’ruf nahi mungkar sebagaimana  terdapat dalam QS Luqman 17:
 
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).



Kelima :integritas

Integritas adalah komitmen dalam menjalankan  ucapan janji atau petuah yang disampaikan secara berkesinambungan. Kesesuaian kata dan perbuatan ,kesesuaian janji dengan bukti. Di era  Chaos banyak orang dengan mudah mengumbar kata untuk memperkokoh kedudukannya,banyak orang mengumbar janji untuk memperoleh dukungan. Namun jika janji tidak terbukti dan kata hanya sekedar kata maka masyarakat enggan mempercayai ,msayarakat bahkan melecehakan atau mengejek kepada orang yang  hanya bisa berbicara tanpa bukti,masyarakat butuh bukti bukan janji ,masyarakat butuh mengalami sendiri proses dari ungkapan yang disampaikan dengan bukti yang bisa dipersepsi secara inderawi. Sekaligus masyarakat akan  menghargai serta menjujung tinggi sesorang yang memiliki integritas demikian juga sebaliknya. Qs Al Baqarah : 44  



 Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?

Sudakah kita miliki salah satu nilai nilai tersebut atau kelimanya sekalian..?

0 komentar:

Posting Komentar