Rabu, 29 Juli 2009

Fitnah seperti isi bantal


Dizaman dulu ada seorang yang memiliki hati culas. Tidak suka ada orang bahagia,namun bahagia bila orang lain sengsara.

Sampai suatu dia sangat iri pada pekerbangan usaha tetangganya. Ekonominya sangat maju sehingga diakarenakan besarnya rasa dengkimembuat si culas ini.mencari cara untuk memfitnah.

Sampailah isu bahwa tengga ini disebut memiliki pesugihan serta ilmu hitam dipercaya oleh masyarakat sekitarnya. Sehingga tetangga itu dikucilkan dan memilih pindah dari tempat itu. Malangnya kepindahan itu membuat hidupnya menjadi sengsara dan berakhir dengan kematian.

Si Culas tertawa senang.Karena merasa menang !

Suatu saat,siculas mengalami sakit berat sampai mengalami koma. Dalam perjalanan ruh ketidak sadaran itu dia dalam penderitaan yang sangat, Ditunjukkan hukuman yang bakal dijalaninya.Sampai di melihat betapa kebahagiaan orang yang difitnahnya dulu di tempat orang orang yang mulia.Sementara dia merana dalam ketakutan dan penderitaan yang tak kuasa dihindarinya.Sampai..!

Tiba -tiba ia tersadar kembali. Segera dia berusaha meminta ampun dan maaf kepada orang yang difitnahnya . Namun dalam melacak jejak orang tersebut ,tak satupun keluarga orang bersangkutan ditemui . Sejak peristiwa itu.

Dengan penyesalan yang dalam ia temui ulama untuk upaya menebus kesalahan. Oleh ulama di diminta merenung dilantai tiga pondok pesantren tersebut sambil jendela terbuka.Ketika angin bertiup kencang dimintanyalah untuk merobek bantal dan menghamburkan isinya. Malam itu sicula berhasil melakukannya dengan baik..."Ah sudah terhapus kesalahanku". menurutnya .

Pagi harinya ia temui ulama dengan senang hati. Dengan senang
hati pula ulama memimta si culas mengumpulkan isi bantal yang telah berterbangan tadi.agar kembali seperti semula.

Selama pagi hingga menjelang tengah malam tak satupun isi bantal itu ditemui...Akhirnya siculaspun pulang dengan persaan tak menentu, belum sempat sampai rumah dia tetabrak truk memuat pasir .Dalam sakaratul maut dia berteriak teriak ketakutan hukuman yang pernah diimpikannya dulu . Saat perjalanan koma,tak sadarkan diri.


"Menyebar fitnah atau gosip seperti merobek isi bantal dibawah tiupan angin yang kita tak mungkin kumpulkan kembali.Apalagi jika kita gunakan media informasi yang tak terbatas jangkauannya. Pasti sulit untuk memperbaiki nama baik orang yang kita fitnah.Karena itu....."fitnah lebih kejam daripada pembunuhan". Kankhari
.

0 komentar:

Posting Komentar